klik untuk melihat video



putar video Kisah Nabi Sulaiman


Rabu, 16 April 2014




Perbanyaklah Berharap dan Mengadu Hanya kepada Allah SWT ( CURHAT KEPADA ALLAH, jangan kepada manusia atau media informasi )

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Kehidupan yang kita jalani penuh dengan rintangan dan kesulitan. Hampir semua manusia mengalaminya. Ada orang yang mengatakan hidup ini seperti sebuah roda. Kadang kita di atas namun kadang pula kita di bawah. Namun apa artinya ini semua bila kita tidak mengambil hikmah atas perputaran roda kehidupan ini. Teringat Hadits Rasulullah saw yang mengatakan
,:
#POINT

“Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini seperti hari kemarin, ia adalah orang yang rugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka dia adalah orang yang tertipu

Hadits di atas merupakan peringatan agar kita senantiasa mengambil hikmah dari setiap perjalanan hidup yang kita jalani sekarang ini. Sekaligus agar kita senantiasa bermuhasabah (introspeksi diri) akan apa-apa yang telah kita lakukan. Termasuk saat kita berbagi dengan sahabat atau anak muda sekarang menyebutnya "CURHAT". Apa Al-Islam tidak memberi tuntunan ? Kepada siapa kita boleh curhat, apa yang boleh kita ungkap dan apa yang tidak boleh. Mengapa ini perlu kita ketahui ? Tak lain agar kita selamat dunia akhirat. Mari kita renungkan bersama.

Ibadah yang diterima oleh Allah SWT adalah ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan sesuai petunjuk Rasulullah saw. Bukankah ada peribahasa yang menyatakan malu bertanya sesat di jalan. Mari kita tanyakan pada diri kita, apakah ibadah yang kita lakukan benar-benar telah kita lakukan dengan ikhlas dan sesuai petunjuk Rasulullah saw ? Contoh tentang Wudhu, apa tatacara wudhu yang kita lakukan telah sesuai dengan petunjuk dari Rasulullah saw atau kita hanya melihat dan mendengar dari seorang guru agama. Alhamdulillah bila yang kita lihat dan dengar itu sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw. Bila tidak ?

Laa Tahzan, jangan bersedih dulu bila memang ibadah kita seperti tatacara wudhu tadi belum sesuai dengan petunjuk dan ketentuan dari Rasulullah saw. Ayo kita belajar dan bertanya kepada orang yang mengetahui ilmunya. Bila anda sibuk dan kurang mempunyai waktu untuk menghadiri kajian di majelis taklim, maka di internet saat ini banyak membuka kajian-kajian KeIslaman yang sifatnya terbuka dan online. Kita bisa bertanya dan membaca kajian-kajian yang telah ditulis. Kembali tentang curhat, memang curhat itu dapat mengurangi beban pikiran yang kita rasakan.

#POINT

Tapi tidak sedikit pengalaman yang terjadi, orang yang kita percaya ternyata memberitahukannya lagi kepada orang lain. Sehingga ini menimbulkan pembicaraan orang banyak. Dan kita dibuat malu jadinya. Atau teman tempat kita curhat tadi ilmu keagamaanya kurang, maka solusi yang diberikan untuk kita pun kurang bobot keagamaanya. Bukannya malah menyelesaikan masalah, mungkin akan menambah masalah baru.

Kalau kita perhatikan di masjid, umumnya orang melaksanakan shalat begitu cepatnya selesai, dibanding lamanya waktu membaca wirid atau doa. Padahal Rasulullah saw bersabda : "Shalat adalah mi’ rajnya orang beriman ". Alangkah agung makna sabda tersebut bagi kaum muslimin. Dalam setiap shalatnya, seorang muslim akan bercengkerama dengan Zat yang dicintainya. Sehingga tidaklah heran apabila banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw dan para sahabatnya selalu menanti-nantikan tibanya waktu pelaksanaan shalat.

#POINT

Ibadah shalat merupakan ajang bagi seorang muslim untuk secara langsung berkeluh kesah dan menyampaikan kerinduannya kepada Zat yang dicintainya. Setiap muslim yang hendak menunaikan shalat akan mempersiapkan betul keadaan dirinya dengan berhias sebaik mungkin. Sebabnya, pada saat itu dirinya akan berjumpa dengan kekasihnya, Allah SWT. Ibadah shalat juga merupakan sarana komunikasi antara manusia dengan Allah SWT. Bahkan, boleh dibilang sebagai sarana terbaik. Karena itulah, dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa shalat merupakan tonggak agama.

Mulai sekarang kita coba untuk mengurangi curhat kepada teman /sahabat dan media sosial . Kita perbanyak curhat hanya kepada Allah SWT. Mengadu dan berharaplah kepada Allah SWT. :Barangsiapa bergantung kepada makhluk, maka siap-siaplah untuk menerima kekecewaan

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
AN NAS
Bismilahirahmanirahim
1) QUL 'A'UDZU BII ROBBINNAAS
2) MALIKIN NAAS
3) ILAAHINNAAS
4) MINg SYARRI WAS WASIL KHONNAAS
5) ALLADZI YUWASWISUFISHUDURINNAAS
6) MINAL JINNATI WANNAAS
AL FALAQ
Bismilahirahmanirahim
1) QUL 'AUDZU BIROBBIL FALAQ
2) MINg SYARRIMA KHOLAQ
3) WA MINg SYARRI GHOSIQIN IDZA WAQOB
4) WAMINg SYARRIN NAFFATSATI FIL UQOD
5) WAMINg SYARRI 'HASIDIN IDZA 'HASAD
AL IKHLAS
Bismilahirahmanirahim
1) QUL HUWALLAHU A'HAD
2) ALLOHU SHOMAD
3) LAM YALID WALAM YULAD
4) WALAM YAKULLAHU KUFUWAN A'HAD
AL LAHAB
Bismilahirahmanirahim
1) TABBAT YADZA ABI LAHABIWATAB
2) MA'AGHNA 'ANHU MALUHU WAMA KASAB
3) SA YASHLANARONg DZATA LAHAB
4) WAMRO ATUHU 'HAMMA LATAL 'HATHOB
5) FIJIDIHA 'HABLUM MIM MASAD
AN-NASR
Bismilahirahmanirahim
1) IDZA JA_ANASHRULLAHI WAALFAT'H
2) WARO AITANNASAYADKHULUNA FIDIINILLAHI AFWAJA
3) FASABBI'H BI'HAMDI ROBBIKA WA ASTAGHFIRH. INNAHU KANATAWWABA.
AL KAFIRUN
Bismilahirahmanirahim
1) QUL YA AYYUHAL KAFIRUN
2) LA'AKBUDZU MATA'BUDUN
3) WALA ANgTUM 'ABIDUNA MA 'ABUD
4) WALA ANA 'ABIDUMMA'ABATTUM 5) WALA ANgTUM 'ABIDUNA MA 'ABUD
6) LAKUM DINUKUM WALIYADIN
AL KAUTSAR
Bismilahirahmanirahim
1) INNA 'A' THOINA KAL KAUTSAR
2) FA SHOLI LIROBBIKA WAN 'HAR
3) INNA TSANI'AKA HUWAL AB'TAR
AL MAUN
Bismilahirahmanirahim
1) ARO_AITAL LADZI YUKADZ-DZIBU DID-DIN
2) FADZALIKAL LADZI YADU'UL YATIYM
3) WALAYA'HUDH- DHU_ALA THO'AMIL MISKIN
4) FA WAILUL LIL MURSHOLLIN
5) AL LADZINA HUM'AN SHOLATIHIM SAHUN
6) AL LADZINA HUM YURO'UNA
7) WA YAMNA'UNAL MA'UN
AL QURAISY
Bismilahirahmanirahim
1) LI ILLA IFI QURAISYIN
2) ILLA FIHIM RIHLATASY SYITA I WASH SHOIF
3) FAL YA'BUDU ROBBA HADZAL BAIT
4) ALLADZI AT'AMAHUM MIN JU'IW WA AMANAHUM MIN KHOUF
AL FIL
Bismilahirahmanirahim
1) ALAM TARO KAIFA FA'ALA ROBBUKA BI'ASH 'HABIL FIL
2) ALAM YAJ'AL KAIDAHUM FI TADH'LIL
3) WA ARSALA 'ALAIHIM THOIRON ABABIL
4) TARMIHIM BI'HIJARATIM MINg SIJJIL
5) FA JA'ALAHUM KA'AS FIM MA'KUL

Selasa, 15 April 2014

  NAMA-NAMA ISLAMI

    DAN

    NAMA-NAMA YANG DILARANG

 
  

 Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...





~NAMA-NAMA ISLAMI~

.

.

.

.

Contoh-contoh nama islami :


Abdul Alim = Hamba Allah Yang Mengetahui
Abdul Azim = Hamba Allah Yang Agung
Abdul Aziz = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Bari = Hamba Allah Yg Banyak Kebaikan
Abdul Basit = Hamba Allah Yg Melimpah Nikmat
Abdul Baqi = Hamba Allah Yang Kekal
Abdul Dayyan = Hamba Allah Yang Membalas
Abdul Jabbar = Hamba Allah Yang Tegas
Abdul Jalil = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Jawad = Hamba Allah Yang Pemurah
Abdul Fattah = Hamba Allah Yang Membuka
Abdul Ghafur = Hamba Allah Yang Membuka
Abdul Ghani = Hamba Allah Yang Pengampun
Abdul Hadi = Hamba Allah Yang Kaya
Abdul Hafiz = Hamba Allah Yang Memelihara
Abdul Haiy = Hamba Allah Yang Hidup
Abdul Hak = Hamba Allah Yang Sebenar
Abdul Hakam = Hamba Allah Yang Menghukum
Abdul Hakim = Hamba Allah Yang Bijaksana
Abdul Halim = Hamba Allah Yang Lemah Lembut
Abdul Hamid = Hamba Allah Yang Terpuji
Abdul Hanan = Hamba Allah Yang Penyayang
Abdul Ilah = Hamba Allah / hamba Tuhan
Abdul Karim = Hamba Allah Yang Pemurah
Abdul Khaliq = Hamba Allah Yang Mencipta
Abdullah = Hamba Allah
Abdul Latif = Hamba Allah Yang Lemah Lembut
Abdul Majid = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Mannan = Hamba Allah Yang Memberi Nikmat
Abdul Muhaimin = Hamba Allah Yang Berkuasa
Abdul Mu’ati = Hamba Allah Yang Memberi
Abdul Mun’im = Hamba Allah Yang Memberi Nikmat
Abdul Nasir = Hamba Allah Yang Menolong
Abdul Qadir = Hamba Allah Yang Berkuasa
Abdul Qahar = Hamba Allah Yang Perkasa
Abdul Qayyum = Hamba Allah Yang Berkuasa
Abdul Rauf = Hamba Allah Yang Pengasih
Abdul Rahman = Hamba Allah Yang Pemurah
Abdul Rahim = Hamba Allah Yang Penyayang
Abdul Rasyid = Hamba Allah Yang Bijaksana
Abdul Razak = Hamba Allah Yang Memberi Rezeki
Abdul Syakur = Hamba Allah Yang Bersyukur
Abdul Samad = Hamba Allah Yg Menjadi Tumpuan
Balyan = Nama auliya
Bahran = Bercahaya
Baqir = Sangat pandai, terpelajar
Basim = Gembira, tersenyum
Basit = Pereka, pembuat
Bahjat = Kegemilangan
Badar = Bulan penuh
Bassam = Suka tersenyum
Badiuzzaman = Keindahan semasa
Bazil = Yang pandai
Badrulmunir = Bulan bercahaya
Badran = Bulan penuh (purnama)
Badri = Bulan purnamaku
Basyirun = Yang melihat
Badrun = Bulan purnama
Badruddin = Bulan purnama agama
Baghawi = Nisbah
Bahauddin = Sinaran agama
Bahadur = Berani, kuat
Bahij = Yang indah menawan
Bahjan = Cemerlang
Bahri = Kegemilanganku
Bahruddin = Sinaran agama
Bayiyuddin = Sinaran agama
Bahzi = Pembelaku
Bais = Tentera
Bakri = Kemudaanku
Bakhit = Yang bertuah
Bakhtiar = Yang bahagia
Banin = Yang bijak, gigih
Barra = Yang bersih
Barzun = Utama, berani
Baslan = Keberanian
Basil = Berani
Basir = Bijak, melihat
Basyar = Pembawa berita baik
Basyir = Penyampai berita gembira
Bahlawan = Pendaki gunung
Basri = Penglihatanku
Basirun = Yang melihat
Bazli = Kebijaksanaanku, kepakaranku
Bazilin = Yang menyumbang
Bunyamin = Nama saudara nabi yusuf
Bilal = Nama saabat nabi, titisan embun
Biruni = Nama ulama besar
Bisyari = Kegembiraan
Bisyrun = Berita gembira
Burhan = Alasan, bukti
Burhanuddin = Bukti agama
Busairi = Nisbah
Busrain = Kesegaran
Bustani = Tamanku
Buraidah = Kesejukan
Busran = Khabar gembira
Daim = Kekal abadi
Daisam = Lemah lembut
Dailami = Askarku
Danial = Nama nabi
Daiyan = Hakim, pembalas
Danish = Pengetahuan, bijak
Darwisy = Warak
Dasuki = Keindahanku, cahayaku
Dawani = Nisbah
Daud = Nama nabi
Din = Agama, kepercayaan
Dini = Agamaku
Dhia = Sinaran
Dhiyauddin = Sinaran agama
Dhiyaulhaq = Sinaran kebenaran
Dhiaurrahman = Sinaran yang pengasih (Allah)
Dhomrah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Dhabit = Yang kuat ingatan
Dhamiri = Jiwaku
Dubies = Nama pahlawan arab
Durrani = PermatakuFadlan = Keutamaan
Fadil = Yang mulia
Fadli = Kelebihanku, ihsanku
Fadlin = Keutamaan
Fadil = Yang utama
Fadal = Keutamaan
Fadlullah = Kelebihan Allah
Fahad = Harimau bintang
Fahim = Yang faham
Fahmi = Kefahamanku
Fahman = Kefahaman
Faid = Yang tetap, yang berhasil
Faiq = Tertinggi, utama
Faqih = Yang mengerti
Faisal = Penyelesaian
Faiz = Berjaya
Fajar = Cahaya putih
Fakhri = Kemegahanku
Fakhruddin = Kebanggaan agama
Falah = Kejayaan
Fakhrullah = Kemegahan Allah
Farhan = Girang, gembira
Farhat = Kegembiraan
Farid = Istimewa, permata, tiada bandingan
Fariduddin = Permata agama, keistimewaan
Fannani = Seniman
Faris = Yang alim, ahli penunggang kuda
Faruq = Pembeza antara benar dan salah
Fathi = Pembukaanku, kemenanganku
Farhun = Kegembiraan
Fathuddin = Pembukaan, kejayaan agama
Fathul Islam = Pembuka, kejayaan Islam
Fathullah = Pembukaan, Kejayaan Allah
Fatih = Pembuka, perintis
Fathurrahman = Pembukaan, Kjayaan A yg pengasih
Fattah = Penakluk
Fasahat = Fasih, lancar
Fasih = Yang fasih
Fauzi = Kejayaanku
Fauzan = Kejayaan
Fawwaz = Berjaya
Fayyadh = Murah hati
Fidai = Pengorbanan
Fikri = Fikiranku
Firas = Kecerdikan, celik akal
Firdaus = Nama syurga
Fitri = Semulajadi
Fuad = Hati, jiwa
Fuadi = Jiwaku
Furqan = Bukti, kenyataan
Fudail = Kelebihanku, kemuliaan
Ghadi = Singa
Ghaffar = Sedia mengampuni, lembut hati
Ghaffur = Pengampun
Ghali = Mahal
Ghalib = Yang menang
Ghanim = Yang mencapai kejayaan
Ghanimi = Kejayaanku
Ghani = Kaya, mewah
Ghassan = Kecantikan dan kelembutan remaja
Ghaisan = Rupawan
Ghaisani = Cantik dan muda
Ghaus = Pertolongan
Ghazali = Pelandukku
Ghazlan = Tenunan
Ghazi = Pejuang
Ghailan = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Ghufran = Keampunan
Ghulwani = Keremajaan dan kecergasan
Ghulan = Remaja
Habbab = Yang mengasihi
Habib = Kekasih
Habri = Kegembiraanku
Hadi = Yang memimpin
Hadwan = Ketenangan
Hadrami = Nisbah
Hadari = Maju, bertamadun, penduduk bandar
Haddad = Lautan
Hadif = Yang mempunyai matlamat
Hfiy = Yang memuliakan
Hafiz = Penjaga, pelindung
Hafuza = Pemberi semangat
Hafizuddin = Pemelihara agama
Hail = Yang disegani
Hajib = Pendinding
Hajim = Pelindung
Hajid = Yang solat malam
Hakam = Pengadil
Hakim = Bijaksana
Hakmani = Pengadil
Hajaj = Pelawat
Hamad = Terpuji
Hamas = Berani
Hamdan = Terpuji
Hamdawi = Yang memuji
Hamdi = Pujianku
Hamdun = Terpuji
Hamid = Yang memuji
Hamud = Yang banyak memuji
Hamiduddin = Pujian agama
Haiman = Menguasai
Hamim = Teman karib
Hamimi = Teman karibku
Hamlan = Berdiri sendiri
Hamiz = Cerdik, kuat, tampan
Hamsyari = Anak jati watan
Hamizan = Cerdik, kuat, tampan
Hammani = Pemberi semangat
Hamzah = Kebijaksanaan
Hamzi = Ketegasanku
Hanafi = Kelurusanku
Hanania = Dikasihi Allah
Haitham = Yang mudah
Hanif = Yang lurus
Hanin = Kesayangan
Hanis = Berani, warak
Hanun = Kesayangan
Haidar = Berani, singa
Haikal = Pokok yang besar dan subur
Haimadi = Pujian agama
Haiman = Yang cinta, asyik
Hariri = Suteraku, nisbah
Harraz = Yang amat warak
Haris = Pengawal, pelindung
Harith = Kuat, berusaha
Hariz = Pemelihara
Harzan = Penjagaan
Harun = Nama nabi
Hasan = Lawa, segak
Hassan = Sangat baik
Hasbi = Yang memadai bagiku
Hasbullah = Jaminan Allah
Hasib = Berketurunan mulia
Hasnawi = Kecantikan
Hasif = Kemas, rapi
Hasnun = Yang baik
Hasyiem = Yang bermaruah
Hasyim = Pemurah, yang suka menjamu orang
Hasnain = Dua kebaikan
Hatadi = Keaslianku
Hatim = Pemutus, penentu
Hawwari = Penolong, bersih
Haiyan = Yang hidup
Hawwas = Yang bersemangat
Haziq = Cerdik, pandai
Hazim = Tegas, cermat, bijak
Hazmi = Ketegasanku
Ibad = Yang rajin beribadah
Ibrahim = Nama nabi
Ibhar = (Lihat Bahar)
Ibtisam = Senyuman
Idlan = Keadilan
Idris = Nama nabi
Idrus = Singa
Iffat = Kehormatan diri
Idraki = Pengetahuanku, kefahamanku
Iftiqar = Keperluan
Ihsan = Kebaikan
Iftikhar = Kehormatan
Ihtisyam = Kehebatan
Ijlal = Penghormatan
Ikhwan = Persaudaraan
Ikhlas = Memuliakan
Ikram = Menghormati
Iktidal = Keadilan
Ikhtiari = Pilihanku
Iktisham = Tenaga
Ikhtiaruddin = Pilihan agama
Iktimad = Berserah
Ilyas = Nama nabi
Ilyasa = Nama nabi
Iliya = Nama nabi
Ilham = Ilham
Imadi = Sokonganku
Imaduddin = Tiang agama
Iman = Iman
Imdad = Tolong, bantu, sokong
Imtiyaz = Pilihan
Imran = Budi bahasa
Inayat = Pertolongan
Insaf = Kesedaran
Intisar = Kemenangan
Inas = Kelembutan
Iqtidar = Kekuatan, tenaga
Iqbal = Kejayaan
Irfan = Kebijaksanaan, kesyukuran
Irsyad = Nasihat, panduan
Irsyaduddin = Panduan agama
Is’ad = Beroleh taufiq
Ishak = Nama nabi
Iskandar = Nama seorang raja
Isma = Pemelihara
Isyhad = Penyaksian
Islam = Kesejahteraan
Islah = Pembetulan
Ismail = Nama nabi
Ismat = Ketulinan, kesucian
Isa = Nabi nabi
Israr = Persendirian
Israr = Persendirian
Isyraq = Memberi sinar
Istafa = Pilih, suka
Isyraf = Pengganti
Iwadh = Pengganti
Ithar = Mengasihi orang lain
Iyad = Sokongan, kekuatan
Izdiyad = Pertambahan
Izdihar = Perkembangan, kemajuan
Jaafar = Anak sungai
Jaballah = Hadiah Allah
Jabir = Yang melegakan
Jabil = Yang kreatif
Jabrullah = Pertolongan Allah
Jabran = Pengganti, pembetul
Jabri = Pertolongnaku
Jadid = Yang baru
Jadir = Pemurah
Jadulhaq = Jalan kebenaran
Jaffan = Yang terkawal
Jafni = Kawalanku dari kejahatan
Jafin = Yang mengawal
Jahid = Yang berusaha
Jahdi = Kemampuan
Jahran = Yang tangkas
Jalal = Kemulian, keagungan
Jali = Yang nyata
Jalaluddin = Kemulian agama
Jalil = Yang mulia
Jalud = Kuat dan sabar
Jamal = Kecantikan
Jamali = Kecantikanku
Jamaluddin = Keindahan agama
Jamalullail = Keindahan malam
Jam’an = Kesatuan
Jamil = Yang tampan
Jarir = Tempat bertumpu
Jaris = Kurnian Allah
Jamri = Perhimpunanku
Jamsyir = Kecantikan
Jauhar = Permata
Jauhari = Permataku
Jauni = Keputihan, siang
Jauzan = Pertengahan
Jawad = Murah hati
Jawahir = Permata
Jazali = Kegembiraanku
Jazil = Besar, banyak
Jazim = Mempastikan
Jazli = Fasih
Jazman = Tekad bulat
Jazmi = Tekad yang kukuh
Jazlan = Gembira, riang
Jazman = Tekad yang kukuh
Jazuli = Nisbah
Jihadi = Perjuangan
Jilani = Penyiaranku
Jiwari = Jaminanku
Jiratullah = Bantuan Allah
Jubair = Pertolongan
Juani = Sinaranku
Jufri = Keluasan, di tengah
Juhlan = Yang termulia
Juman = Mutiara
Jumani = Mutiaraku
Junaid = Tentera
Junaidi = Tenteraku
Junaidun = Tentera
Juwaidi = Keelokanku
Kaab = Kemuliaan
Kabir = Agung, besar
Kailani = Nisbah
Kafil = Penjamin
Kalim = Pemidato
kamal = Kesempurnaan
kamaluddin = Kesempurnaan agama
Kamaruzzaman = Bulan masa
Kamaruddin = Bulan agama
Kamarul Arifin = Bulan orang arif
Kamil = Sempurna
Karami = Kemuliaanku
Karim = Yang mulia
Karman = Kemuliaan
Kasir = Melimpah, banyak
Katib = Juru tulis
Kazim = Penyabar
Khair = Kebaikan
Khaizuran = Ketua, pemimpin
Khairuddin = Kebaikan agama
Khan = Ketua, pemimpin
Khadim = Sukarelawan
Khalifah = Pengganti, wakil
Khalid (Abd) = Yang kekal
Khaldun = Kekal
Khalis = Suci, ikhlas
Kariman = Haji dan jihad
Khattab = Pengkhutbah
Khatib = Petah berpidato
Khayam = Pembuat khemah
Khazin = Bendahari
Khazindar = Penjaga kekayaan
Khilfi = Pengganti
Khidir = Nama nabi
Khumaini = Pandangan yang jauh
Khuwailid = kekal
Khuararizmi = Nisbah
Khudari = Nisbah
Khabir = Pakar, berpengalaman
Khursyid = Matahari
Khairan = Kebaikan
Khairin = Kebaikan
Khairani = Kebaikanku
Khairul Anwar = Cahaya yang baik
Khairuddin = Sebaik-baik agama
Khairul Anam = Sebaik-baik manusia
Khairun Nas = Sebaik-baik manusia
Khairul Zaman = Sebaik-baik masa
Khairul Amirin = Sebaik-baik pembina
Khairul Harisin = Sebaik-baik pengawal
Khairul Ikhwan = Persaudaraan yang baik
Khalas = Yang selamat
Khallad = Yang kekal
Khalil = Sahabat
Khuwailid = Yang kekal
Khalili = Sahabat
Kiram = Mulia
Kiraman = Mulian
Labib = Cerdik, munasabah
Labid = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Lamani = Kegemilanganku
Lamin = Kepercayaan
Latif = Lembut, bersopan
Lazim = Tetap
Lazman = Tetap
Lais = Berani
Lujaini = Keputihan, perak
Liaqat = Kebolehan, keupayaan
Liwaun Nasari = Panji kemenangan
Liwauddin = Panji agama
Lutfi = Kehalusanku
Lizam = Yang mendiami
Lubaid = Yang kaya
Lukman = Nama nabi, bijaksana
Lubawi = Yang pintar
Lut = Nama nabi
Luzman = Tetap
Lutfan = Lemah lembut
Lutfilah = Taufik Allah
Lutfir Rahman = Pertolongan Allah
Lutfil Hadi = Taufik Allah Yang Hadi
Maamar = Kemakmuran
Maarif = Kecantikan, pengetahuan
Mabruk = Yang diberkati
Maasyir = Pandai bergaul
Mabrur = Membuat kebajikan
Majad = Kemuliaan
Makmun = Beramanah
Mahasin = Kebaikan
Majid = Dihormati
Majdi = Kemulianku
Mahamid = Pujian, terpuji
Mahdi = Yang mendapat hidayah
Mahbub = Yang dikasihi
Mahadhir = Menulis kebaikan
Mahfuz = Terpelihara
Madani = Kemajuan
Makhluf = Maju ke hadapan
Mahmud = Terpuji
Makhlad = Yang kekal
Mahzuz = Bernasib baik
Maisur = Yang senang
Makarim = Kemulian
Mahran = Kebijaksanaan
Malazi = Tempat perlindungan
Mamduh = Terpuji
Mahir = Pakar
Manaf = Ketinggian, kenaikan
Manan = Pemurah
Mansur = Pemenang
Manzur = Yang boleh diterima, dipersetujui
Maqbul = Diterima, dipersetujui
Marjan = Batu karang
Nabil = Yang cerdik, mulia
Nabhan = Perwira, berwaspada
Nabihan = Mulia, masyhur
Nadir = Berseri-seri
Nadim = Rakan, sahabat
Nafis = Bernilai
Nahdan = Kebangkitan
Nahar = Keluasan sungai
Nahlan = Berbisa
Naif = Tinggi
Najwan = kemenangan
Naim = Kesenangan
Najmuddin = Bintang agama
Najah = Kemenangan
Najib = Keturunan yang mulia
Najih = Yang menang
Najid = Gagah, berani
Najdat = Berani
Najmi = Bintangku
Nafiz = Yang melaksanakan
Nafi’ = Yang berguna
Najmussabah = Bintang subuh
Naqib = Yang menjamin
Naqiuddin = Kebersihan agama
Nasab = Keturunan mulia
Nasih = Pemberi nasihat
Nasim = Angin sepoi-sepoi bahasa
Nasr = Pertolongan
Nasir = Pertolongan
Nasran = Pertolongan
Nasiruddin = Pembela agama
Nasri = Pertolonganku
Nasrat = Kemenangan
Nasruddin = Pertolongan Allah
Nasrullah = Pertolongan Allah
Nasrul Haq = Pertolongan kebenaran
Nasif = Yang insaf
Nasyat = Kecergasan
Naufal = Dermawan
Nawaf = Tinggi
Nawi = Ketua
Nawab = Pemimpin, pemerintah
Nazhan = Jauh dari yang dieji
Nazim = Penyajak
Nazmi = Bintangku, keindahanku
Nazri = Pandanku
Nazran = Persembahan untuk Allah
Nazir = Bandingan
Nazih = Yang bersih
Nikmat = Rahmat
Nidal = Perjuangan, menang
Nizam = Peraturan
Nizar = Yang memerintah
Niamuddin = Peraturan agama
Niyaz = Doa, harapan
Nuh = Nama nabi
Nu’man = Kebaikan
Nuaim = Nikmat
Nufail = Pemberian, hadiah
Rafaat = Sangat lembut, cinta
Rabbani = Arif dan soleh
Rabah = Usaha, keuntungan
Rabiti = Yang zahid
Ra idi = Pelopor
Radi = Yang redha
Rafi = Yang meninggikan
Rafidan = Sungai Dajlah dan Furat
Rafid = Pembantu, pemberi
Rafie = Tinggi dan mulia
Rafiq = Pendamping
Rafiqi = Pendampingku
Rafiqin = Pendamping
Rafiuddin = Pendukung agama
Raghib = Yang menyukai
Rahimi = Kesayangaku
Rahmani = Kesayanganku
Rahmuni = Yang penyayang
Rahmat = Rahmat, belas kasihan
Raid = Perintis, ketua
Raimi = Keutamaanku
Raif = Pengasih
Rais = Ketua
Raiyan = Yang puas
Rajab = Bulan Rejab
Rajauddin = Harapan agama
Rajaie = Harapanku
Rakin = Dihormati
Ramadhan = Bulan Ramadhan
Ramli = Penelitianku
Raihan = Wangi, harum
Ramzi = Lambangku
Rasin = Yang mantap
Rasmi = Yang rasmi, lukisanku
Rasuli = Wakilku, utusanku
Rasyad = Memperolehi petunjuk
Rasydan = Mendapat petunjuk
Rasyid = Petunjuk, cerdas
Rauf = Pengasuh
Rawi = Tubuh serta akal yang sihat
Raqib = Penjaga, pengawal
Rawiyani = Keindahanku
Razi = Nisbah
Razin = Yang berakhlak
Raziq (Abd) = Hamba yang murah rezeki
Riyad = Taman
Rida = Keredhaan
Ridauddin = Keredhaan agama
Ridwan = Keredhaan
Riffat = Pangkat yang tinggi
Rifai = Yang tinggi dan mulia
Rif’at = Ketinggian
Rifqi = Lemah lembut
Ruknuddin = Sendi agama
Riman = Kijang
Ruslan = Wakil, penyampai
Rusli = Wakilku
Rustam = Berani, kuat
Rusydi = Kecerdikanku
Rusyaidi = Yang cerdik
Rusydan = Petunjuk
Rusyduddin = Kelurusan agama
Ruwaidi = Angin sepoi-sepoi
Ruzain = Tempat ketenteramanku
Saadan = Kebahagian
Saad = Bahagia
Saaduddin = Agama yang membahagiakan
Saadi = Kebahagianku
Sa’dun = Kebahagian
Sabahi = Ketua pejuang
Sabiq = Yang mendahului
Sabil = Jalan
Sabit = Yang baik, pemurah
Sabir = Yang sabar
Sabqi = Keutamaanku
Sabran = Kesabaran
Sabri = Kesabaranku
Sadad = Kejujuranku
Sadat = Pimpinan
Sadiq = Yang benar
Sadruddin = Pemimpin agama
Safaraz = Dihormati
Safiy = Yang bersih dan jujur
Safiuddin = Kesucian agama
Safir = Wakil, duta besar
Safwan = Bersih, ikhlas
Saghir = Yang mengikut
Sahil = Mudah, senang
Sahlan = Mudah, senang
Sahnon = Kehalusan
Sahli = Kemudahanku
Sajid = Orang yang sujud
Said = Yang bahagia
Saidun = Yang berbahagia
Saifuddin = Pedang agama
Saiful Islam = Pedang Islam
Saifullah = Pedang Allah
Sakhawi = Kemurahan hati
Salahuddin = Kebaikan agama
Salam = Kesejahteraan
Samran = Pertolongan
Sama’an = Yang patuh
Salamat = Kesejahteraan
Soleh = Yang baik
Solihin = Yang baik
Solihan = Yang baik
Salim = Selamat, terkawal
Saliman = Kesejahteraan
Salman = Selamat, terkawal
Sarhan = Kemudahan
Samad = Serba baik
Samih = Pemaaf, pemurah
Samir = Penghibur
Sattar = Menutup cela, aib
Subhi = Subuh
Sufyan = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Suhaib = Kemerah-merahan
Suhail = Senang, mudah
Tabari = Nama ulama
Tabrani = Nama ulama
Taha = Nama nabi
Tahir = Yang bersih dan murni
Tahsin = Menghiasi
Tahfiz = Usaha menghafaz
Taib = Yang baik
Tajuddin = Mahkota agama
Tadwin = Pencatatan
Tafhim = Usaha memahami
Tahzir = Usaha memberi peringatan
Tajuzzaman = Mahkota masa
Taisir = Memudahkan
Tal’at = Ketinggian
Talal = Keindahan
Talhah = Nama sahabat nabi Muhammad
Talib = Penuntut
Tal’ah = Tampil, maju
Tamam = Kesempurnaan
Tamim = Kejadian sempurna
Tamrin = latihan, pembiasaan
Tamamul Qamar = Bulan purnama
Taqiuddin = Bertaqwa untuk agama
Tariq = Bintang subuh
Tarif = Istimewa
Taqris = Berperisa
Tqsnif = Mengarang
Tasnim = Air terjun dalam syurga
Taufiq = Pertolongan, petunjuk
Taufiqillah = Petunjuk Allah
Tauqan = Kemampuan hati
Tawadu = Merendah hati
Tijani = Mahkota
Thabit = Yang tabah
Thamir = Berjaya, berbuah
Tharwan = kekayaan
Thamin = Yang tinggi nilainya
Thaqif = Bijak dan cepat faham
Thauri = Revolusi
Tharwat = kekayaan
Thubat = Pahlawan
Tufail = Pengantara, gaya yang menarik
Ubbad = Banyak ibadat
Ubaid = Hamba, sahabat nabi Muhammad
Ubaidan = Penyembahan
Ubaidullah = Hamba Allah
Ubadah = Sahabat nabi Muhammad SAW
Ukasyah = Shbt nabi SAW, labah-labah
Ukail = Pintar, pandai
Umair = Maju
Umar = Yang memakmurkan
Ulwan = Ketinggian, jelas
Urwah = Singa
Umaiyah = Sahabat nabi Muhammad SAW
Usaimin = Dari Uthman
Usaid = Berani, singa
Usyair = Kawan, suami
Uthman = Rajin dan gigih
Utbah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Umran = Kemakmuran
Utaibah Persimpangan lembah
Uwais Pemberian
Uzair Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uzzam = Singa
Waazin = Pengajaran
Wa’adi = Janjiku
Wabil = Pemurah
Wadud = Penyayang
Wadihan = Cantik, lawa
Wadi = Aman, tenteram
Wafid = Tamu
Wafiy = Setia, jujur
Wafiuddin = Setia pada agama
Wafri = Kekayaanku, keluasanku
Wafiq = Berjaya
Wahib = Pemberi
Wahab = Pemberian
Wahid = Tunggal
Wahiduddin = Terulung pada agamanya
Wahiduz Zaman = Terulung pada zamannya
Wahnan = Mudah, senang
Wail = Perteduhan, perlindungan
Waiz = Penasihat, mubaligh
Wajdi = Kesayanganku
Wajihuddin = Yang terkemuka dalam agama
Wali = Kekasih, pelindung
Walid = Kelahiran, yang dilahirkan
Waliuddin = Pembela dan pemelihara agama
Waqar = Ketenangan dan sopan santun
Waqur = Ketenangan dan kesopanan
Waqqas = Nama sahabat nabi SAW
Waqiuddin = Pemelihara agama
Wardi = Bunga mawarku
Warid = Berani
Waris = Pewaris
Wasim = Segak, kacak
Wasil = Penghubung silatur rahim
Wazif = Yang tekun, gigih
Wathiq = Yang berkeyakinan
Wazien = Pendapat yang kukuh
Wazni = Yang menimbang secara adil
Waldan = Anak baik
Wazir = Menteri, yang berkuasa
Widad = Cinta, cita-cita
Wijdan = Sanubari, hati
Wisam = Petanda
Yaala = Kemuliaan, tinggi
Yaaqub = Nama nabi
Yaarub = Mahir bahasa arab
Yafiq = Mulia, dihormati
Yahya = Nama nabi, yang hidup
Yamin = Yang berkat
Yakut = Permata
Yaslam = Yang selamat, berserah
Yatim = sgt berharga, tiada banding
Yasir = Yang senang
Yassaar = Kekayaan, kemewahan
Yaqzan = Yang berwaspada
Yaqin = Penuh keyakinan
Yasin = Nama nabi
Yawar = Pengawal peribadi
Yazdan = Belas kasihan
Yazid = Berkat
Yunan = Nama ulama
Yunus = Nama nabi
Yusuf = Nama nabi
Yusri = Kesenanganku
Zaalan = Rajin, giat
Zaafarani = Harum, wangi
Zabdan = Pemberian
Zabad = Keharuman kasturi
Zabadi = Keharumanku
Zabidi = Yang memberi
Zabir = Pintar, kuat
Zabran = Kuat, mampu
Zahab = Emas
Zahabi = Keemasan
Zahar = Sangat bergemerlapan
Zahid = Menjauhkan diri dari kemewahan
Zahidi = Menjauhkan diri dari kemewahan
Zahi = Yang cantik, berseri
Zahir = Yang cantik, berseri
Zahiruddin = Pembela agama
Zahirul Haq = Pendukung Hak
Zahil = Yang tenang
Zahin = Yang cerdik
Zahwan = Sedap dipandang
Zafar = Kemenangan/kejayaan
Zafir = Yang berjasa
Zafran = Kejayaan
Zafri = Kemenanganku
Zahran = Yang cantik, berseri
Zaid = Pertambahan, kelebihan
Zaidan = Pertambahan, kelebihan
Zaidun = Pertambahan, kelebihan
Zaidi = Pertambahanku, kelebihanku
Zaiyani = Hiasanku
Zaim = Pemimpin
Zain = Perhiasan
Zaini = Perhiasanku
Zakaria = Nama nabi
Zaki = Yang cerdik, yang harum, yang suci
Zakir = Yang mengenang, yang berzikir
Zakur = Yang kuat ingatan
Zakwan = Yang cerdik, yang harum
Zainuddin = Perhiasan agama
Zainul Abidin = Perhiasan orang beribadat
Zainul Ariffin = Perhiasan orang arif
Zainun = Perhiasan
Zamil = Teman, kawan
Zamir = Suara hati
Zamri = Kecantikanku
Zaman = Nasib
Zamanat = Yang dijamin
Zamzam = Air zamzam
Zar’ah = Tanaman
Zarif = Periang, berjenaka
Zawawi = Himpunan kebaikan
Zawwar = Banyak ziarah
Zawir = Ketua, pemimpin
Zayan = Yang cantik
Zayani = Kecantikanku
Zayyad = Semakin bertambah
Zihni = Kefahamanku, kekuatan akalku
Zikri = Ingatanku, kenanganku
Zimam = Yang utama, pemimpin
Ziyad = Pertambahan, kelebihan
Zubaidi = Pilihanku yang terbaik
Zubari = Gagah perkasa, pintar
Zuhair = Yang tenang
Zuhairi = Yang berseri
Zuhdi = Zuhud
Zuhri = Kecantikanku
Zuhaily = Yang tenang
Zuhnun = Yang cerdik
Zulfadhli = Yang mempunyai kelebihan
Zulfaqar = Nama pedang nabi SAW
Zulfan = Taman
Zulhilmi = Yang sabar dan sopan
Zulhusni = Yg punya kebaikan dan kecantikan
Zuljalal = Mempunyai kebesaran
Zuljamal = Yang mempunyai kecantikan
Zulkarnain = Nama seorang raja
Zulkifli = Nama seorang nabi
Zulmajid = Mempunyai kemuliaan
Zunnur = Yang bercahaya
Zunnurain = Yang mempunyai dua cahaya



~NAMA-NAMA YANG DILARANG~

Contohnya:

Abkam = Tidak celik, buta
Abiqah = Hamba yang lari dari tuannya
Afinah = Yang bodoh
Asyar = Paling jahat
Asyirah = Yang tidak bersyukur atas nikmat
Amah = Hamba suruhan perempuan
Baghiah = Yang zalim, jahat
Bahimah = Binatang
Balidah = Yang bodoh, bebal
Bakiah = Yang menangis, merengek
Baqarah = Lembu Betina
Batilah = Yang batil, tidak benar
Dabbah = Binatang
Dahriyah = Yg percaya alam tjd dgn sendirinya
Dahisyah = Goncang, stress
Darakah = Kedudukan yang rendah
Daniyah = Yang lemah dan hina
Dami’ah = Yang mengalir air matanya
Fasidah = Yang rosak, yang binasa
Fasiqah = Yang jahat, si fasik
Fasyilah = Gagal, kalah
Fajirah = Yang jahat, yang berdosa
Faji’ah = Kecelakaan
Ghafilah = Yang lalai, yang leka
Ghailah = Kecelakaan, bencana
Ghaibah = Hilang
Ghasibah = Perampas, perompak
Ghamitah = Yang tidak mensyukuri nikmat
Ghawiah = Yang sesat, ikut hawa nafsu
Haqidah = Yang dengki
Hasidah = Yang hasad
Hazinah = Yang sedih
Huzn = Kesedihan
Khabithah = Yang jahat, yang keji
Khali’ah = Yang tiak segan, ikut hawa nafsu
Khati’ah = Yang bersalah, yang berdosa
Khasirah = Yang rugi
Khamrah = Arak
Jariah = Hamba suruhan perempuan
Jafiah = Yang tidak suka berkawan
Kaibah = Yang sedih
Kafirah = Yang kafir, yang ingkar
Kamidah = Yang hiba, yang sangat berduka
Kazibah = Pendusta, pembohong
Lahab = Bara api
Laghiah = sia-sia, tidak berfaedah
La’imah = Yang tercela
Lainah = Yang terkutuk
Lahifah = Yang sedih, menyesal dan dizalimi
Maridah = Yang menderhaka
Majinah = Yang bergurau tanpa rasa malu
Majusiah = Menyembah api atau matahari
munafikah = Yang munafik
Musibah = Celaka, bencana, kemalangan
Nariah = Api
Nasyizah = Yg durhaka & melawan suami
Najisah = Yang najis dan kotor
Qabihah = Yang buruk, hodoh
Qatilah = Pembunuh
Qasitah = Yg lampaui batas/ belok dr benar
Qazurah = Kejahatan, perzinaan
Rajimah = Yang direjam, yang dilaknat
Razi’ah = Kecelakaan, musibah
Razilah = Yang keji dan hina
Sakitah = Yang jatuh, yang hina, yang jahat
Safilah = Yang rendah dan hina
Sahiah = Yang pelupa
Sakirah = Pemabuk
Syafihah = Yang bodoh
Syaridah = Yang diusir
Syaqiyah = Yang menderita
Syarrul Bariyyah = Sejahat-jahat manusia
Syani’ah = Yang buruk
Syarisah = Yang buruk akhlak
Syatimah = Maki hamun
Syariqah = Pencuri
Talifah = Yang rosak, yang binasa
Tarbiyah = Yang papa kedana
Tarikah = Anak dara tua
Tafihah = Karut
Talihah = Yang tidak baik
Yaisah = Yang berputus asa
Yabisah = Kering, sedikit kebaikan
Wahinah = Penakut
Waqihah = Yang kurang sopan dan malu
Wasikhah = Yang kotor


semoga bermanfaat


wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...










Senin, 14 April 2014



Pengurusan Jenazah

 Sesuai Tuntunan Rasulullah



Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Sabda Rasulullah SAW bahwa “ Setiap amalan yang tidak menurut apa yang aku contohkan pasti tertolak”. Pada Hadist lain : “Sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap yang diada-adakan adalah sesat. Dan Setiap sesat adalah neraka tempatmya”. ( HR. Muslim,dan HR. Bukhari). Kita selaku muslim dapat terbayang bagimana sedih dan menyesal selamanya yang tidak akan dapat kita perbaiki lagi seandainya kita sendiri atau anak kita, suami atau istri, ortu kita meninggal diperlakukan dengan cara tidak menurut ajaran rasulullah SAW, sehingga mendapat azab Allah SWT. Kita tidak bisa membayangkan betapa sedihnya yang tiada terlupa orang kesayangan kita untuk menikmati alam barzakh yang seharusnya mendapat “luasnya tempat pembaringan”, “cahaya yang menemani di alam fana “ tetapi justru siksaan yang maha dashyat hingga hari kiamat datang yang di dapat karena ulah kita yang kurang mau memahami dan mencontoh bagaimana Rasulullah SAW mengurusi janazah, tapi malah ikut-ikutan cara yahudi dan nasrani. Wallahu a’lam bissawab.
1) PADA SAAT SAKIT
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Orang yang sakit wajib menerima qadha (ketentuan) yang datang dari Allah SWT, bersabar dan berbaik sangka kepada Allah SWT;
2) Si sakit harus punya perasaan takut serta harapan, takut akan siksaan Allah karena dosanya yang diperbuat dan berharap akan rahmad dan ampunanNya;
3) Meski Sakit begitu berat dilarang berangan-angan kematian, jika terpaksa doanya “Ya Allah hidupkanlah aku jikalau kehidupan lebih baik, matikanlah aku jika kematian lebih baik bagiku”
4) Jika mempunyai kewjiban yang menyangkut hak oran lain, secepatnya diselesaikan, Jika kurang sanggup hendaklah mewasiatkan untuk menyelesaikan;
5) Ia harus bersegera wasiat.
B. MENJELANG KEMATIAN
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Mentalqin dengan ucapan “ Laa Ilaha Illal-llah”
2) Mendo’akan
3) Mengucapkan perkataan yang baik
4) Seorang muslim boleh menghadiri kematian non muslim dan menganjurkan agar yang bersangkutan masuk islam.
C. KETIKA MENINGGAL DUNIA
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Memejamkan mata si mayat;
2) Mendo’akan;
3) Menutupnya dengan kain untuk semua tubuhnya, khusus yang sedang ihram untuk wajah dan kepala tetap dibuka;
4) Bersegera menyelenggarakan jenazah dan dilarang menunda-nunda;
5) Mengubur ditempat ia meninggal, jangan memindah ke tempat lain kecuali darurat. Karena memindahkan ke tempat lain menyalahi perintah memprcepat pelaksanaan jenazah;
6) Bersegera menyelesaiakan utang semuanya dengan harta mayit sendiri, meski sampai habis hartanya.
D. YANG BOLEH DILAKUKAN PARA KERABAT DAN ORANG LAIN
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Membuka wajah mayat, mencium, menangis tanpa ratapan (nia’ah) selama kurang 3 hari;
2) Saat mendengar kematian : bersabar dan ridha kepada ketentuan Allah SWT, berstirjaa’ ( Inna Lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji’un);
3) Tidak menyalahi kesabaran (spt :wanita tidak berhias sama sekali kurang 3 hari karena ayahnya meninggal dan 40 hari karena suaminya meninggal, selebihnya dilarang);
4) Jika yang meninggal bukan suaminya lebih afdal tidak meninggalkan perhiasan demi menyenangkan suaminya;
E. HAL- HAL YANG DILARANG
Beberapa hal yang DILARANG dilakukan menurut Rasulullah SAW adalah sebagai berikut :
1) Meratap yaitu menangis berlebihan, berteriak, memukul wajah, merobek kantong pakaian, dll;
2) Mengacak-acak rambut;
3) Pria memanjangkan jenggotnya beberapa hari sebagai tanda duka, setelah duka selesai dipotong;
4) Mengumunkan kematian lewat menara atau tempat lain, karena mengumumkan dengan cara tersebut terlarang secara syariat. YANG DI BOLEHKAN ADALAH : BOLEH MENYAMPAIKAN BERITA KEMATIAN TANPA MENEMPUH CARA-CARA YANG DIAMALKAN JAHILIYAH DULU. BAGI YANG MENYAMPAIKAN BERITA KEMATIAN DIBOLEHKAN MEMINTA KEPADA ORANG LAIN SUPAYA MENDO’AKAN SI MAYYIT, KARENA HAL ITU ADA LANDASAN DALAM SUNNAH.
F. TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH
Berdasar penjelasan Rasulullah SAW, beliau menyebut tanda tanda husnul khatimah. Dan apabila seseorang mengalami salah satu diantara tanda tersebut maka itu merupakan kabar gembira. Tanda-tanda tersebut adalah :
1. Mengucapkan syahadat saat meninggal;
2. mati dengan berkeringat di dahi;
3. mati pada hari jum’at atau malam jum’at
4. mati syahid di medan jihad,
5. mati karena penyakit thaa’uun’
6. mati terkena penyakit perut,
7. mati tenggelam,
8. mati terkena reruntuhan,
9. wanita hamil mati karena janin,
10. mati terkena penyakit paru,
11. mati membela agama atau membela diri,
12. mati mempertahakan hartanya yang dirampok,
13. nati dala keterikatan dengan jalan Allah,
14. Mati dalam suatu amalan saleh
15. mati terbakar.
G. PUJIAN PADA MAYYIT
1. Pujian baik terhadap penyakit dari sekelompok orang muslim yang benar, minimal tetangganya yang arif, shalih dan berilmu dapat menjadi penyebabnya mayyit masuk syurga;
2. Sebaliknya meninggalnya mayat bertetpatan dengan gerhana matahari atau bulan bukan firasat apapun. Jika beranggap demikian termasuk khuraffat jahiliyah yang bathil yang dilarang Islam.
H. MEMANDIKAN MAYYIT
Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Memandikan dalam jumlah 3 kali atau lebih, sesuai yang dibutuhkan atau memandikan dengan jumlah ganjil;
2. mencampur sebagian dengan sidr (daun bidara) atau yang bisa menggantikan fungsinya yaitu sabun;
3. Mencampur mandi terakhir dengan wangi-wangian seperti kapur barus atau kamper lebih afdhal (kecuali orang yang mati saat ihram tidak boleh diberi wewangian);
4. Ikatan rambut dibuka dan dicuci dengan baik;
5. menyisir rambut;
6. mengikat jadi 3 bagian untuk rambut wanita, dan membentangkan ke belakangnya;
7. Memulai bagian kanan dan anggota wudhunya;
8. laki-laki dimandikan laki-laki atau sebaliknya (Terkecuali suami istri, karena ada dalil sunnahnya);
9. Memandikan dengan potongan kain dalam keadaan terbuka dengan kain diatas tubunya setelah membuka seluruh pakaiannya,
10. yang memandikan mayyit adalah orang yang lebih mengetahui cara penyelenggaraan jenazah sesuai SUNNAH NABI SAW, terlebih lagi saudara terdekatnya;
11. Yang memandikan mayyit akan mendapat pahala yang besar jika memenuhi dua syarat : Menutupi kekurangan yang ada pada mayyit dan tidak cerita ke orang lain serta Ikhlash karena Allah SWT;
12. Dianjurkan yang memandikan jenazah supaya mandi;
13. Tidak disyariatkan memandikan orang yang mati syahid meski dalam keadaan junub.
I. MENGAFANI MAYYIT
Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Kain kaffan diambil dari harta si mayyit meski hingga hartanya habis;
2. Seharusnya kain kaffan menutupi semua anggota tubuhnya;
3. Seandainya tidak cukup untuk semua tubuh, diutamakan menutupi kepalanya hingga sebagian tubuh, yang masih terbuka tutup pakai daun-daunan yang wangi;
4. Jika kain kafan kurang, dan jumlah mayyit banyak boleh mengkafani secara massal, dengan cara membagi-bagi dengan jumlah tertentu dan diutamakan mendahulukan orang mengetahui atau hafal Al Qur’an ke arah kiblat;
5. Tidak boleh membuka pakaian orang yang mati syahid;
6. Dianjurkan mengkafani orang yang mati syahid dengan selembar kain atau lebih diatas pakaiannya;
7. yang meninggal dalam keadaam ihram, dikafani dengan pakaian ihramnya;
8. Kain kafan dianjurkan : warna putih, tiga lembar, satu diantaranya bergaris, memberikan wangi-wangian 3 x.
9. Tidak boleh berfoya-foya dalam pemakaian kafan dan tidak boleh lebih dari 3 lembar, karena menyalahi tuntunan rasulullah SAW dan buang-buang harta.
10. DALAM MENGKAFANI ANTARA MAYYIT PRIA DAN WANITA ADALAH SAMA, KARENA TIDAK ADA DALIL YANG MENJELASKAN PERBEDAAN ITU
J. MEMBAWA JENAZAH
1. Wajib membawa jenazah dan mengatarnya, karena itu adalah hak muslim terhadap muslim lainnya,
2. Mengikuti jenazah : mengikuti keluarga hingga di shalati atau mengikuti dari keluarga hingga selesai penguburannya, inilah yang lebih utama.
3. Mengikuti jenazah hanya boleh bagi laki-laki. Wanita dilarang karena itu perintah nabi Muhammad SAW;
4. Tidak boleh membawa jenazah dengan cara menangis, membawa wewangian, hingga berbagai bentuk dzikir;
5. Harus cepat-cepat tetapi tidak berlari;
6. Boleh berjalan didepan atau dibelakangnya (lebih afdhal), boleh juga sebelah kanan atau kirinya, kecuali yang berkendaraan lebih afdal di belakangnya;
7. Tidak makruh dan boleh berkendaraan pulang setelah menguburnya;
8. Membawa jenazah di atas kereta khusus atau mobil ambulance, kemudian orang mengatarnya memakai mobil juga, maka hal ini tidak disyariatkan, karena ini kebiasaan orang kafir, serta menghilangkan nilai-nilai yang dikandung dalam pengantaran jenazah yaitu mengingat akhirat, lebih-lebih itu menjadi penyebab terkuat berkurangnya pengatar jenazah dan hilangnya kesempatan orang-orang yang ingin mendapatkan pahala ( kecuali dalam keadaan darurat boleh pakai mobil);
9. Berdiri menghormati mayyit hukumnya mansukh, sehingga tidak boleh dilakukan;
10. Dianjurkan yang membawa jenazah supaya berwudhu;
K. SHALAT JENAZAH
1. Sifat halat jenazah fardhu kifayah;
2. Yang tidak wajib hukumnya tapi boleh dilakukan :a. Anak belum baligh, b. Orang mati syahid
3. Disyariatkan mensholati : a. Meninggal karena dibunuh saat pelaksanaan hudud hukum Allah, b. Orang yang berbuat dosa dan melakukan hal yang haram. Orang ahlul ilmi dan ahlul diin tidak menshalati supaya menjadi pelajaran bagi orang seperti itu; c. Orang yang berhutang tapi tidak bisa menutupi hutangmya, maka orang seperti ini dishalati; d. orang yang mati sebelum dishalati (sebagian orang sudah sebagian lain belum) maka beliau boleh menshalati di kuburnya; e. Orang yang matis di suatu tempat tapi tiada yang menshalati disana, maka kelompok muslim menshalatinya dengan shalat ghaib;
4. Diharamkan menshalati, memohon ampunan dan rahmad untuk orang kafir dan munafik;
5. Berjama’ah dalam shalat jenazah hukumnya wajib sebagaimana shalat fardhu. Jika shalat jenazah satu persatu maka kewajiban shalat jenazah sudah terpenuhi, tetapi mereka kena dosa karena meninggalkan berjama’aah. Allahu ‘alam.
6. Jika yang shalat dengan imam hanya satu orang, maka orang tersebut tidak berdiri pas disamping iman sejajar seperti halnya shalat lain, tapi di belakang imam ( Dari sini kita tahu kesalahan banyak orang termasuk yang kyai, atau dai, atau cendekiawan muslim yaitu dalam shalat-shalat biasa lainnya, jika hanya berdua maka yang makmum mundur sedikit dari posisi yang sejajar imam);
7. Pemimpin umat atau wakilnya lebih berhak jadi imam shalat, jika tidak ada diuatamakan yang lebih baik bacaan atau hafalan Qur’annya;
8. Jika kebetulan banyak sekali jenazah yang terdiri dari laki-laki, anak-anak dan wanita, maka dishalati sekali saja. Laki – laki meski anak-anak diletakkan dekat iman, sedangkan wanita di arahkan ke kibat;
9. Boleh juga dishalati satu persatu karena memang itulah hukum asalnya;
10. Lebih afdhal jika shalat jenazah di luar masjid, boleh juga di dalam masjid karena pernah diamalkan rasulullah SAW;
11. Tidak boleh shalat jenazah di antara perkuburan;
12. Imam berdiri di posisi kepala mayat untu laki-laki dan posisi pertengahan untuk wanita;
13. Bertakbir 4 kali (yang diutamakan) atau 5 – 9 kali. Dalam pengamalannya lebih utama diragamkan;
14. Disyariatkan mengangkat kedua tangan pada takbir pertama saja;
15. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri lalu menempelkan di dada;
16. Setelah takbir pertama membaca al fatehah dan satu surah,
17. Bacaan shalat jenazah adalah sir;
18. Selanjutnya takbir ke2 dan baca shalawat kepada nabi Muhammad SAW;
19. Lalu bertakbir dan doa untuk si mayyit; (yang dari nabi :” Allahumma an’ abduka wabna amatika ahyaaja illa rahmatika wa anta ghaniyyi an ‘adzbihi in kana muhsinian farid fii hasanaatihi’)
20. Berdoa antara takbir teakhir dengan salam disyariatkan;
21. Salam dua kali atau sekali;
22. Menurut sunnah, salam shalat jenazah bersifat sir;
23. Tidak boleh shalat jenazah dalam waktu terlarang kecuali darurat. (saat terbit matahari, matahari pas dipertengahan dan tatkala terbenam matahari)
L. MENGUBUR MAYYIT
1. Wajib hukumnya mengubur mayyit meski kafir sekalipun;
2. Tidak boleh mengubur jenazah seorang muslim dengan seorang kafir atau sebaliknya;
3. Menurut sunnah Rasulullah SAW, mengubur ditempat penguburan, kecuali orang yang mati syahid mereka gugur tidak dipindahkan ketempat penguburan. ( Hal ini memuat bantahan terhadap sebagian orang yang mewasiatkan supaya dikubur di masjid atau makam khusus dan tempat lain yang di larang Allah SWT);
4. Tidak boleh mengubur pada waktu terlarang; atau pada waktu lama meski enggukan lampu dan turun ke dalam liang lahat utk memudahkan pelaksanaan, kecuali darurat;
5. Wajib memperdalam lubang kubur, memperluas dan memperbaiki;
6. Penataan kubur tempat mayat ada 2 : a. lahad (melubangi liang kubur ke arah kiblat; b Syaq : melubangi ke bawah dipertengahan liang kubur.
7. Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dua atau lebih mayat dalam lubang kubur, dengan mengutamakan orang lebih paham qur’an dan sunnah ;
8. yang menurunkan mayat adalah laki laki (meski mayat itu perempuan);
9. Wali mayyit lebih berhak menurunkan;
10. Boleh suami mengejakan penguburan sendiri istrinya;
11. Dipersyaratkan bagi yang menguburkan mayyit wanita, yang semalam tidak berhubungan suami istri;
12. Menurut Sunnah Rasulullah SAW : memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur;
13. Meletakkan mayat diatas sebelah kannannya, wajah menghadap kiblat, kepala dan kedua kaki melentang kekanan dan ke kiri
14. Orang meletakkan mayat di kubur membaca “ bismillahi wa’allaa sunnati rasuulillahi shallallahu ‘ alaihi wassallama” atau bismillahi wa ‘alaa millati rasulullahi shalallahu ‘alaihi wassalama’’;
15. Seetalah menimbun kubur di Sunnahkan :
1) Meninggikan kubur sekitar sejengkal diatas permukaan tanah, tidak diratakan , supaya dapat dikenal, dipelihara dan tidak dihinakan;
2) Meninggikan hanya sebatas sejengkal;
3) Memberi tanda dengan batu atau sejenis supaya di kenal;
4) BERDIRI DI KUBUR SAMBIL MENDO’AKAN DAN MEMERINTAHKAN YANG HADIR UNTUK MENDOAKAN DAN MEMOHONKAN AMPUNAN ( INI AJARAN RASULULLAH SAW, SEDANG TALQIN YANG BIASA KITA DENGAR TIDAK ADA DALILNYA),
5) Boleh duduk saat pemakaman dengan maksud memberi peringatan orang yang hadir akan kematian dan alam setelah kematian (HR Al Barra bin ‘Aazib),
6) Menggali kubur sebelum mati sebagai persiapan mati tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Karena hanya Allah yang tahu akan datangya kematian, serta rasulullah dan sahabat tidak pernah mengamalkannya.
M. TAKZIYAH
1. Disyariatkan bertakziyah dengan menganjurkan supaya bersabar, mengaharap pahala Allah SWT, dan mendo’akan si mayyit;
2. Bertakziyah dengan menyenangkan mereka, meringankan kesediahan, dan membuat mereka ridha dan sabar;
3. Takziyah tidak dibatasi 3 hari, kapanpun sempat saat itu dilakukan;
1) HARUS DIHINDARI MESKI TELAH TURUN TERMURUN BERLAKU DI ADAT KITA :
2) BERKUMPUL UNTUK BERTAKZIYAH PADA TEMPAT KHUSUS (RUMAH, MASJID, KUBURAN);
3) KELUARGA MAYIT SENGAJA MENYIAPKAN MAKANAN UNTUK ORANG YANG TAKZIYAH (SEPERTI HARI KETIGA, KE TUJUH, SERATUS, SERIBU, INI TIDAK ADA FALILNYA)
4. YANG ADA DALAM SUNNAH NABI MUHAMMAD SAW : para kerabat mayyit dan tetangganya yang membuatkan makanan untuk keluarga mayyit.
5. Disukai mengusap kepala anak yatim, memuliakan serta berlemah lembut kepadanya.
N. YANG BERMANFAAT BAGI MAYYIT
1) Doa orang muslim untuknya;
2) Wali mayyit mengdqadla/menutupi puasa nadzar si mayyit;
3) Utang mayyit dibayar walinya atau orang lain;
4) Amalan shaleh dari anak shaleh dari sang mayyit;
5) Semua peninggalan baik si mayyit, begitu pula amal jariyah.
O. ZIARAH KUBUR
1) Disyariatkan berziarah kubur untuk mengambil pelajaran dan mengingat akhirat dan tidak melakukan kesyirikan, dengan cara beroa kepa mayyit, berlebihan memuji mayyit;
2) Wanita dan pria sma-sama boleh berziarah kubur dengan syarat menghindari ikhtilath, meratap, tabarruj (meperlihatkan aurat), serta semua jenis kemungkaran yang memenuhi kuburan pada zaman ini;
3) Wanita dilarang berziarah kubur seandainya bisa menyebabkan berbagai kemungkaran tersebut,
4) Boleh berziarah kubur orang yang mati untuk sekedar mengambil pelajaran;
5) Tujuan ziarah kubur :
a) Manfaat bagi yang berziarah :mengingat mati, mengenang orang yang sudah mati,bahwa tempat kemabli mereka hanya dua kemungkinan kalau bukan syurga pasti neraka. Ini berlaku untuksemua orang;
b) Memberi manfaat bagi mayyit dan berbuat baik pada mereka dengan cara memberi salam, mendoalkan dan memintakan ampunan kepada Allah SWT. Ini berlaku khusus untuk muslim. (Tidak disyaraiatkan membaca Al fatehah, Yassin, dan surah lain atau takbir, tahlil dll. Tapi yang disyariahkan adalah yang dicontohkan nabi Muhammad SAW)
6) Boleh mengangkat tangan saat berdoa untuk mayyit saat ziarah kubur, dilakukan tidak menghadap kubur tetapi menghadap kiblat,
7) Jika ziarah ke kubur orang kafir tidak boleh memberi salam,tidak mendoakan, bahkan memberikan kabar siksa neraka;
8) Tidak berjalan diantara kuburan muslim dengan alas kaki;
9) Tidak disyariatkan menaruh wewangian dan kembang, tidak boleh menancapkan pelepah kurma pada kuburan karena merupakan kekhususan bagi asulullah SAW),
10) Saat di kubur di HARAMKAN:
a) Menyembelih;
b) Meninggikan kuburan melebihi yang dijelaskan diatas;
c) Mencat kuburan;
d) Membangun diatasnya;
e) Duduk diatasnya;
f) Shalat menghadap kubur;
g) Shalat dikubur meski tidak menghadap kubur;
h) Membangun masjid di kubur’
i) Menyalakan lampu diatasnya’
j) Menghancurkan tulang mayat orang muslim (Adapun mayyit orang kafir diperbolehkan, karena tiada nilai kehormatan untuknya)
k) Menggali kuburan orang muslim kecuali ada sebab yang dibolehkan untuk syariat;
l) Boleh menggali kubur orang-orang kafir,karena tidak ada nilai kehormatan baginya.
m)
P. BEBERAPA KESALAHAN YANG BERTETANGAN DENGAN SYARIAT
Banyak orang awam, terlebih yang membesar-besarkan syaikh, kyai, ulama, sunan, wali, dll, banyak melakukan kesalahan yang bertentangan dengan syariat tertuama dalam pengurusan jenazah. Mereka menyangka bersumber dari Islam, padahal tidak dan bertentangan dengan petunujuk rasulullah SAW, karena memang tiada dalil, karena adat istiadat, atau kebiasaan orang kafir.
Kesalahan itu antara lain :
1) Membaca Surah Yassin untuk orang yang sekaratul maut;
2) Menghadapkan orang sekaratul maut ke kiblat;
3) Memasukkan kapas di pantat, tenggorokan dan hidung mayyit,
4) Keluarga mayyit tidak makan sampai selesai penguburan;
5) Memanjangkan jenggot sebagai rasa duka setelah itu mencukurnya;
6) Mengumunkan berita kematian lewat menara;
7) Mereka membaca saat seorang memberitakan kematian : Al Fatihah ‘ala ruh…
8) Yang memandikan mayyit membaca bacaan tertentu saat membasuh anggota tubuh mayyit;
9) Megeraskan dzikir saat memandikan atau saat mengantar jenazah;
10) Menghias jenazah;
11) Meletakkan selendang diatas keranda;
12) Keyakinan bahwa mayyit yang ringan dosanya sedikit, atau sebaliknya
13) Pelan-pelan dalam membawa jenazah;
14) Mengangkat suara saat menghadiri jenazah atau bercanda dengan orang lain;
15) Memuji-muji jenazah saat menghadiri jenazah di mesjid sebelum dan sesudah dishalati, sebelum pemakaman;
16) Kebiasaan membawa jenazah dengan mobil dan mengantarkan dengan mobil;
17) Shalat Ghaib, padahal sudah tahu bahwa ditempa meninggalnya sudah dishalati;
18) Imam posisi lurus ditengah mayat laki-laki atau posisi lurusdengan dada mayat perempuan;
19) Setelah shalat jenazah, ada yang bertanya dengan suara keras :”Bagaimana kesaksian kalian terhadap simayyit ini?”Lalu hadirin menjawab :” Dia adalah orang shaleh”;
20) Sengaja memasukkan mayyit dari arah liang kubur;
21) Menyebar pasir bibawah si mayyit tanpa ada alasan yang jelas,
22) Memercikkan bantal untuk mayyit atau jenis lain dibawah kepalanya dalam liang kubur;
23) Memakaikan air kembang ke mayyit dalam kubur;
24) Talqin dengan kata-kata : “wahai fulan…” jika datang kepadamu dua malaikat ….. dst;
25) Takziyah dikuburan dengan berbaris-baris,
26) Berkumpul disuatu tempat untuk takziyah;
27) Membatasi Takziyah dengan 3 hari;
28) Bertakziyah dengan perkataan “ Semoga Allah memperbanyak pahalamu” sebagai persangkaan itu ada sunnahnya, padahal tidak ada dalam sunnah nabi SAW.
29) Penyiapan hidangan makanan dari keluarga si mayyit;di beberapa hari tertentu;
30) Membuat makanan tertentu atau membelinya pada hari ketujuh;
31) Keluar pagi-pagi menuju mayyit yang telah dikubur kemarin, bersama kerabat keluarga dan temannya;
32) Merayakan pujian untuk mayyit pada malam ke 40, setahun setelah meninggal (Abdur Razzaq Naufal dalam kitabnya “Al Hayaat Al Ukhraa hal 156 berkata : Sesungguhnya peringatan ke40 ini berasal dari adat raja-raja fir’aun, sebab mereka sibuk dengan pengawetan mayat, persiapan penguburan selama 40 hari dan mereka menjadikan perayaan pemakaman);
33) Menggali kubur sebelum wafat sebagai tanda kesiapan mati;
34) Mengkhususkan ziarah kubur pada Idul Fitri;
35) Mengkhususkan ziarah kubur pada hari Senin dan Kamis;
36) Membaca Al fatehah dan Yasinan di kuburan;
37) Mengirim salam kepada para nabi melalui mayyit yang diziarahi kubur;
38) Menghadiahkan pahala ibadah seperti shalat dan bacaan Al qur’an kepada orang muslim yang sudah mati;
39) Menghadiahkan pahala amalan kepada nabi SAW;
40) Memberikan gaji kepada orang yang membacakan Al Qur’an dan menghadiahkannya untuk si Mayyit;
41) Pendapat mereka: Bahwa doa disekitar kubur para nabi dan orang salih mustajab;
42) Mengiasai kubur;
43) Bergantung dikubur nabi dan menciumnya;
44) Bertawaf dikubur para nabi dan orang shalih(Sebagaimana dilakukan orang-orang jahil di negeri muslim seperti mesir,)
45) Meminta pertolongan pada mayyit atau meminta doanya;
46) Mempertinggi dan membangun kuburan;
47) Menulis nama mayyit di masjid, atau membangun masjid diatas kubur;
48) Sengaja berpergian jauh untuk berziarah ke kubur nabi;
49) Mengirmkan tulisan yang berisi permohonan hajat kepada Rasulullah SAW saat berziarah ke makamnya;
50) Anggapan mereka : “Tiada beda antara semasa hidup dan sesudah mati nabi SAW dalam menyaksikan umatnya, serta mengetahui keadaan dan urusan mereka”.

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Minggu, 13 April 2014

REALITA JODOH ADA TIGA HAL


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

REALITA JODOH ADA TIGA HAL
.
.
.
.
.

1.Jodoh dari Syaitan :
Kamu berdua berkenalan, berpegangan tangan dan terus buat maksiat.. Akhirnya si wanita mengandung baru kamu menikah.

2.Jodoh dari Jin :
Kamu berdua berkenalan, kamu suka pada dia, tapi dia tidak suka padamu.. Akhirnya cinta ditolak dukun bertindak, dan juga akhirnya dia mau menikah denganmu.

3.Jodoh dari Allah S.W.T :
Kamu berdua berpandangan mata, yang akhirnya menusuk ke kalbu, Kamu meminang dia, dan dia menerima pinangan kamu, dan kamu berdua menikah... INSYA'ALLAH

kekal hingga akhir hayat, dan itulah yang di katakan syurga cinta.

#NB
Jangan jadikan diri kita lebih buruk daripada Iblis...!!!
Mereka menolak untuk melakukan satu sujud...!!!

◦ Namun, Berapa SUJUD yang sudah #KITA TOLAK...???
dari subuh,dzuhur,ashar,magrib,hingga isya.. kita tinggalkan...
bahkan ada yang sudah uzur ,belm pernah menunaikan sholat
naudzubillah min zalik

Kita sering mengumpulkan hiasan untuk menghiasi rumah...!!!
◦ Namun, mengapa kita jarang mengumpulkan amalan untuk menghiasi kubur...???
padahal kubur itu lebih sempit ukuranya dari kamar kecil... namun jika amal kita baik...ia akan jadi lebih luas

Jangan tanyakan kapan kita akan meninggalkan dunia ini...!!!
◦ Tapi tanyakan, bekal apa yang telah kau persiapkan untuknya...???
siap atau tidak siap, ajal itu pasti datang..
maka persiapkan diri kita,agar kita tidak menyesal di kemudian hari

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
::- Lihatlah ke bawah untuk urusan dunia,
dan lihatlah ke atas untuk urusan akherat -::


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

::- Lihatlah ke bawah untuk urusan dunia,
dan lihatlah ke atas untuk urusan akherat -::
.
.
.
.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan jangan melihat orang yang lebih di atas kalian. Yang demikian ini (melihat ke bawah) akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian.” (HR. Muslim)

Dalam satu riwayat : “Apabila salah seorang dari kalian melihat kepada orang yang diberi kelebihan dalam hal harta dan rupa/fisik, maka hendaklah ia melihat orang yang lebih rendah dari dirinya.”

Hadits di atas memberi arahan kepada setiap muslim agar selalu melihat ke bawah dalam perkara dunia dan jangan melihat kepada orang yang melebihinya. Karena bila ia berbuat demikian akan membuatnya berkeluh kesah, sempit dada, dan tidak bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Sebaliknya dalam perkara agama/akhirat, seorang muslim harusnya melihat ke atas, kepada orang yang lebih darinya dalam beramal ketaatan, dalam keshalihan dan ketakwaan sehingga ia terpacu untuk terus menambah ketaatan dan amal ibadah. (Bahjatun Nazhirin, 1/534).

Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang selalu bersyukur kepadamu.

Mari ucapkan : Alhamdulillah.

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Inilah Keutamaan Berbaik Sangka

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Inilah Keutamaan Berbaik Sangka
.
.
.
.
.
.

Suatu hari Rasulullah SAW mengutus Umar RA untuk menarik zakat dari para sahabat. Akan tetapi, Ibnu Jamil, Khalid bin Walid, dan Abbas yang juga paman Nabi SAW tidak menyerahkan zakatnya. Umar pun kemudian melaporkan sikap ketiga sahabat itu kepada Rasulullah.

Mendengar laporan itu, Rasulullah bersabda, ''Tiada sesuatu yang membuat Ibnu Jamil enggan untuk menyerahkan zakat kecuali dirinya fakir, kemudian Allah menjadikannya kaya. Adapun Khalid, sesungguhnya kalian telah berbuat zalim terhadapnya (karena) ia menginfakkan baju besi dan peralatan perangnya di jalan Allah. Adapun Abbas, aku telah mengambil zakatnya dua tahun lalu.''

Setelah itu, Rasulullah pun bersabda, ''Wahai Umar, apakah kamu tidak tahu bahwa paman seseorang itu sama seperti ayahnya?'' (HR Bukhari dan Muslim). Dari kisah itu, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk berbaik sangka kepada sesama. Nabi SAW senantiasa mengingatkan umatnya untuk menjauhi prasangka buruk.

Allah SWT juga melarang hamba-Nya yang beriman untuk berprasangka. ''Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa... ' (QS al-Hujurat:12). Syekh Salim bin Ied al-Hilali dalam Syarah Riyadhus Shalihin, mengungkapkan, seorang hamba Allah yang beriman hendaknya menjauhkan diri dari menuduh, menghianati keluarga, kerabat dan orang-orang bukan pada tempatnya.

Rasulullah SAW menegaskan dalam hadisnya, ''Jauhilah olehmu prasangka. Sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.'' (Muttafaq 'alaih). Lalu apa sebenarnya prasangka itu? Dalam Alquran, prasangka disebut dengan az-Zhann. Syekh Mahmud al-Mishri dalam kitab Mausu'ah min Akhlaqir-Rasul, menjelaskan secara detail tentang jenis-jenis prasangka.

Menurut Syekh al-Mishri, ada empat macam prasangka yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

#Pertama, prasangka yang diharamkan. Prasangka yang termasuk kategori haram itu adalah berprasangka buruk terhadap Allah serta berprasangka buruk terhadap kaum Muslimin yang adil.

#Kedua, prasangka yang diperbolehkan. ''Prasangka yang diperbolehkan adalah yang terlintas dalam hati seorang Muslim kepada saudaranya karena adanya hal yang mencurigakan,'' papar Syekh al-Mishri.

#Ketiga, prasangka yang dianjurkan. Menurut dia, prasangka jenis ini adalah prasangka yang baik terhadap sesama Muslim.

#Keempat prasangka yang diperintahkan. Menurut Syekh al-Mishri, prasangka yang diperintahkan adalah prasangka dalam hal ibadah dan hukum yang belum ada nashnya. ''Dalam hal ibadah, kita cukup berdasarkan prasangka yang kuat, seperti menerima kesaksian dari saksi yang adil, mencari arah kiblat, menaksir kerusakan-kerusakan, dan denda pidana yang tidak ada nash yang menentukan jumlah atau kadarnya,'' ungkapnya.

Sufyan ats-Tsauri menjelaskan ada dua jenis prasangka, yakni berdosa dan tidak berdosa. Prasangka yang berdosa, tutur ats-Tasuri, jika seseorang berprasangka dan mengucapkannya kepada orang lain. Sedangkan, yang tak berdosa adalah prasangka yang tidak diucapkan atau disebarkan kepada orang lain.

Rasulullah SAW senantiasa mendidik dan mengarahkan para sahabat agar berbaik sangka (ber-husnuzh-zhann) terhadap Allah SWT dan manusia di sekitar mereka, agar hati mereka tetap bersatu. Tiga hari menjelang wafat, Rasulullah SAW bersabda, ''Janganlah seseorang meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah SWT.'' (HR Muslim, hadis sahih).

Berbaik sangka kepada Allah SWT merupakan kenikmatan yang paling agung. Abu Hurairah RA meriwayatkan sabda Rasulullah SAW tentang kemuliaan berprasangka baik kepada sang Khalik. ''Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman, Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku.''

''Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Ahmad bin Abbas an-Numri berkata, ''Sungguh aku berharap kepada Allah hingga seolah aku melihat betapa indahnya balasan Allah atas kebaikan prasangkaku.'' Syekh al-Mishri, mengungkapkan, kebersihan hati seorang Mukmin adalah salah satu hal yang penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hati yang bersih akan memudahkan umat untuk menjalin ukhuwah Islamiyah. Salah satu cara memelihara jalinan ukhuwah Islamiyah adalah dengan berbaik sangka kepada saudara-saudara sesama Muslim.

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Iblis Makhluk Pertama yang Sombong
.
.
.
.
.
.
“Dan janganlah kamu menganggap dirimu suci, Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (An-Najm [53]: 32).

Suatu hari seorang Sahabat mencap temannya yang selalu berpakaian bagus dan berpenampilan mewah sebagai orang yang sombong. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyangkal pernyataan tersebut. Sebaliknya, beliau mendefinisikan orang sombong adalah yang “menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain”.

Orang yang merasa dirinya suci termasuk bagian dari kesombongan, karena telah menempatkan dirinya pada posisi tertentu yang secara spiritual lebih tinggi dibanding yang lain. Jika perasaan suci itu dinampakkan secara pasif disebut ujub, tapi jika sudah dimanifestasikan secara aktif menjadi kibr atau takabur (kesombongan). Baik kesombongan yang disembunyikan (pasif) maupun kesombongan yang dinampakkan (aktif) sama bahayanya, baik untuk diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.

Makhluk pertama yang menunjukkan secara terang-terangan kesombongannya adalah iblis, hanya karena ia merasa “bahan bakunya” lebih baik dibanding dengan bahan baku Adam. Ia menolak dipersamakan dengan Adam, apalagi harus sujud kepadanya. Perbedaan bahan baku itulah yang menginspirasi iblis menyombongkan diri di hadapan penciptanya sendiri, Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (Al-A’raf [7]: 12).

Inspirasi kesombongan itu bisa tercetus dari berbagai hal yang dianggap istimewa atau lebih dari yang lain. Seseorang bisa menyombongkan kekuasaan yang dimilikinya, sebagaimana Fir’aun yang berkata, “Bukankah kerajaan Mesir itu milikku….?” (Az-Zukhruf [43]: 51).

Bisa juga orang menyombongkan kekayaannya, sebagaimana Qarun yang mengklaim, “Sesungguhnya aku diberi harta itu hanya karena ilmu yang ada padaku.” (Al-Qashash [28]: 78).

Orang berilmu bisa jadi menyombongkan kepandaiannya, padahal ilmu yang diberikan kepada manusia itu amat sangat sedikit.

Wahai orang-orang yang sombong, seandainya bukan karena hijab dari Allah Ta’ala sesungguhnya tidak sedikitpun tampak kebaikan pada diri kalian. Seandainya Allah membuka hijab kita, akan terbukalah berbagai skandal besar dan kecil yang sangat memalukan. Ilmu yang kita sombongkan melalui gelar, sertifikat, strata kesarjanaan, dan lain sebagainya bisa jadi hasil dari sebuah kecurangan. Pernahkan kita menyontek? Menyadur karya orang lain secara sembunyi-sembunyi? Mendebat tanpa ilmu? Berlagak tahu padahal tidak tahu?

Kalau bukan karena Allah menutupi kelemahan kita, sungguh tak seorang pun hormat kepada kita. Boleh jadi kita saat ini menjadi pemimpin yang dihormati, tapi di balik itu sungguh banyak perilaku tak terpuji yang tak patut ditiru atau diteladani. Kalau orang lain mengetahui, sungguh kita malu sendiri.

Ketahuilah, orang-orang yang telah berceloteh tentang kemuliaan garis keturunannya adalah orang yang gagal. Orang yang berbicara tentang kejayaan masa lalunya adalah orang-orang yang bodoh. Sedangkan orang-orang yang membanggakan kesalehannya dan mempersaksikan kepada orang lain adalah orang yang tertipu. Orang yang mengatakan dirinya suci adalah orang yang patut disangsikan kebenarannya.

Biarlah Allah yang menilai apakah kita termasuk golongan yang suci, sebab Dia-lah yang Maha Tahu dan mempersaksikan setiap perilaku, sikap, dan apa pun yang tersembunyi dari pikiran dan perasaan kita yang paling dalam.

Wallahu ya’lamu ma fish-shudur.

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
::- Keutamaan Puasa Senin Kamis -::

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

::- Keutamaan Puasa Senin Kamis -::
.
.
.
.
.


Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda:
"Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur'an kepadaku."

Di dalam riwayat yang bersumber dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis. (HR. Lima Imam ahli hadits, kecuali Abu Dawud).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa." (HR at-Tirmidzi).


Sesungguhnya puasa berarti berlatih mengalahkan hawa nafsu


Menangkap makna segala aspek kehidupan sebagai sebuah pertarungan, memberikan sebuah kesimpulan bahwa merasa tanpa musuh pun kita sebenarnya sedang bertarung.

Karena musuh dalam hidup bisa berbentuk apa pun: godaan nafsu, bisikan setan, dan berbagai stigma negatif. Inilah pertarungan yang merongrong keaslian jatidiri: sebagai muslim, aktivis, dan da'i.

Pertarungan tanpa kekerasan ini dapat berakibat fatal dibanding terbunuh dalam pertarungan sekali pun. Karena orang-orang yang kalah dalam pertarungan jatidiri bisa lebih dulu mati sebelum benar-benar mati. Ia menjadi mayat-mayat yang berjalan, bagai mahluk tanpa hati nurani, bagai hewan buas yang tak terkendali.

karena #surganya orang yang ingkar adalah #DiDunia dan #Neraka orang muslim adalah #DiDunia


Bagian terhebat dari pertarungan jatidiri ini adalah orang tidak merasa kalah ketika sebenarnya ia sudah mati: mati keberanian, mati kepekaan, mati spiritual, mati kebijaksanaan, dan mati identitas.
maka dari itu tunjukan jati diri kita sebagai muslim, hidup beraktifitas dan wafat sebagai seorang muslim.
inilah aku! Isyhaduu biannaa muslimiin

selamat membuka hari ,selamat memulai meraktifitas.
semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin .
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan mengamalkannya. Aamiin.



wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Jangan jadikan diri kita lebih buruk daripada Iblis


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..


Jangan jadikan diri kita lebih buruk daripada Iblis...!!!
Mereka menolak untuk melakukan satu sujud...!!!
dan di usir dari surga , dan ditetapkan kelak menempati neraka

◦ Namun, Berapa SUJUD yang sudah #KITA TOLAK...???
dari subuh,dzuhur,ashar,magrib,hingga isya.. kita tinggalkan...
bahkan ada yang sudah uzur ,belm pernah menunaikan sholat
naudzubillah min zalik
apakah pantas surga untuk kita, jika sujud 5 waktu saja kita sering tolak
atau sanggup kah kita jika di masukan kedalam neraka, jika ibadah saja masih merasa malas...

Kita sering mengumpulkan hiasan untuk menghiasi rumah...!!!
◦Namun, mengapa kita jarang mengumpulkan amalan untuk menghiasi kubur...???
padahal kubur itu lebih sempit ukuranya dari kamar kecil... namun jika amal kita baik...ia akan jadi lebih luas

padahal kubur itu tempat peristirahatan kita
namun hanya sedikit dari kita yang mempersiapkan amal untuk menempati tempat itu


banyak dari kita yang mewariskan harta untuk anak cucu kita
tapi sedikit dari kita yang mewariskan ilmu agama untuk anak cucu kita
padahal harta ,sebagian besar dapat membuat anak cucu  kita bertikai memperebutkanya
sampai sampai rela memutuskan tali kekeluargaan, bermusuhan bertikai bahkan bisa lebih buruk lagi
padahal ilmu agama tidak akan ada habisnya, jika di ajarkan kepada anak cucu kita menjadi berkah
menjadi amal yang tiada putusnya, selama ilmu yang kita ajarkan itu selalu diamalkan dan di sebarluaskan.

Jangan tanyakan kapan kita akan meninggalkan dunia ini...!!!
◦Tapi tanyakan, bekal apa yang telah kau persiapkan untuknya...???
siap atau tidak siap, ajal itu pasti datang..
maka persiapkan diri kita,agar kita tidak menyesal di kemudian hari

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
waktu yang tepat untuk ber do'a


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

waktu yang tepat untuk ber do'a
.
.
.



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memperbanyak do’a dalam shalatnya dan juga dalam Tahajjudnya, karena pada waktu-waktu tersebut kemungkinan besar dikabulkannya do’a. Dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ’Sesungguhnya di malam hari terdapat suatu waktu, yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu itu, Allah pasti mengabulkannya dan waktu itu ada di setiap malam.’”[ HR. An-Nasa-i dalam kitab ash-Shalaah, bab Man Ataa Firaa-syahu wa Huwa Yanwil Qiyaam, (hadits no. 1786), Ibnu Majah dalam kitab Iqaamatish Shalaati was Sunnati fii ha, bab Maa Jaa-a fii man Naama 'an Hizbihi minal Lail, (hadits no. 1344), al-Hakim dalam al-Mustadrak, (I/311) dengan komentarnya, "Hadits ini shahih sesuai kriteria yang ditetap-kan al-Bukhari dan Muslim." Penilaiannya ini disepakati oleh adz-Dzahabi.]

Tahajud adalah sunah muakkad. Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir.

Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam..” (HR. Al Hakim, hasan)

Meninggalkan sholat malam yang berarti telah menyia-nyiakan keutamaan yang telah Alloh sediakan dikarenakan kemalasan yang ada pada mereka atau pun tergoda dengan gemerlapnya dunia. Dalam riwayat Imam Bukhori disebutkan bahwa ketika Rosululloh ditanya tentang seorang yang tidur sepanjang malam sampai waktu subuh, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi oleh setan.

Sepertiga malam terakhir termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Karena Allah menjanjikan akan mengabulkan doa di waktu ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Kemudian Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku ijabahi doanya, siapa yang meminta-Ku akan Aku beri dia, dan siapa yang minta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni dia.” (HR. Bukhari 1145, Muslim 758, Abu Daud 1315, dan yang lainnya).

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
surat dari iblis


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

#RESHARE

... Surat Dari IBLIS ...

                           




Aku melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktifitas harianmu.

Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum memulai santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isha sebelum berangkat ketempat tidurmu

Kau benar2 orang yang bersyukur, Aku menyukainya
Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu
tidak merubah cara hidupmu.

Hai Bodoh, Kamu millikku. Ingat, kau Dan aku sudah bertahun-tahun bersama, Dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu .

Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah. Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.

Dia sudah mencampakkan aku dari surga, Dan aku akan tetap
memanfaatkanmu sepanjang masa untuk membalaskannya
Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU Dan dia masih memiliki rencana-
rencana untukmu dihari depan.

Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku, Dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka. Sehingga Kita bisa bersama dua kali Dan ini akan menyakiti hati ALLAH

Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah
menunjukkan kepada NYA siapa yang menjadi pengatur dalam
hidupmu dalam masa2 yang kita jalani

Kita nonton film porno bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, makan sekenyang-kenyangya, guyon2an
jorok, bergosip, manghakimi orang, menghujam orang dari
belakang, tidak hormat pada orang tua , Tidak menghargai Masjid,
berperilaku buruk.

TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja.

Ayolah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya. Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita. Ini hanya merupakan surat
penghargaanku untuk mu.

Aku ingin mengucapkan 'TERIMAKASIH' karena sudah mengizinkanku memanfaatkan hampir semua masa hidupmu.

Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.

Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu. Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.

Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda
bagaimana berbuat dosa.

Yang perlu kau lakukan adalah main perempuan, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, bergosip, dan hiduplah seegois mungkin.
Lakukan semua ini didepan anak-anak dan mereka akan menirunya.

Begitulah anak-anak . Baiklah, aku persilahkan kau bergerak sekarang. Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi. Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas dosa-dosamu.

Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit.
Memperingati orang bukan tabiatku, tapi diusiamu sekarang
dan tetap melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.
Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu. Hanya saja kau harus menjadi orang tolol yang lebih baik dimata ALLAH.

Catatan : Jika kau benar2 menyayangiku , kau tak akan membagi surat ini dengan siapapun.

Ttd,

IBLIS, Temanmu.


Berikut kumpulan hadits rasulullah saw tentang akhlaq mulia :


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...



   1. "Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya". (HR. Ar-Ridha)



   2. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang Mukmin-karena kebaikan akhlaknya-menyamai derajat orang yang biasa melakukan shaum dan menunaikan shalat malam." (HR Abu Dawud)



   3. Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
      «مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
      Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]



   4. Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak bermanfaat, pen.) dan sombong." HR at-Tirmidzi).



   5. Baginda Rasulullah SAW menyebut sejumlah keistimewaan akhlak mulia ini. Saat beliau ditanya tentang apa itu kebajikan (al-birr), misalnya, beliau lansung menjawab, "Al-Birr husn al-khulq (Kebajikan itu adalah akhlak mulia." (HR Muslim).





   6. Beliau bahkan bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-keta keji." (HR at-Tirmidzi)



   7. Rasulullah SAW pun menyebut Muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia terbaik. Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR al-Bukhari dan Muslim).



   8. Dari Sahl bin Sa'ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
      إن الله يحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]
      Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]



   9. An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab:
      «الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]
      Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. [Sahih Muslim]



  10. Dari Abu Umamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
      «أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ» [سنن أبي داود: حسن]
      Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya. [Sunan Abi Daud: Hasan]



  11. Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
      " إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد: صحيح]
      Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya. [Musnad Ahmad: Sahih]



  12. Dari Jabir radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
      «إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ» [سنن الترمذي: صحيح]
      Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]



  13. Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
      لن تسعوا الناس بأموالكم ولكن يسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخلق [مسند البزار: حسنه الألباني]
      Kalian tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak mulia. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]



  14. Dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah radiyallahu 'anhuma; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa ...
      " اللهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِيْ، فَأَحْسِنْ خُلُقِيْ "
      Ya Allah .. Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku. [Musnad Ahmad: Sahih]



  15. Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ketika memulai salat ia bertakbir kemudian membaca ...
      «إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ»
      "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]



  16.  Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?" Nabi Saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)



  17. "Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik." (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)



  18. "Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain."(HR. Muslim)
  19. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Saw menjawab, "Katakan: 'Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)'." (HR. Muslim)



  20. "Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)



  21. "Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami)



  22. "Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)



  23. "Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang lain adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-Thabrani)



  24. "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya." (HR. Ahmad dan Al Hakim)



  25. "Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya." (HR. Ibnu Hibban) Artinya kita jangan melihat siapa yang memberi nasehat tapi apa isi nasehatnya. Yakinlah bahwa segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan segala sesuatu hanya sebagai perantara.



  26. "Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi (tidak punya akhlaq), lakukanlah apa yang kamu kehendaki." (HR. Bukhari)



  27. "Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta'ala." (HR. Ahmad)



  28. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, "Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku." Nabi Saw berpesan, "Jangan suka marah (emosi)." Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap berulang kali berpesan, "Jangan suka marah." (HR. Bukhari)



  29. " Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)



  30. "Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah pembicaraan paling dusta. (HR. Bukhari)



  31. "Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)



  32. "Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)



  33. "Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu." (HR. Muslim)



  34. "Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya." (HR. Ath-Thabrani)



  35. "Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)



  36. "Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)



  37. "Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari keimanan.  (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)



  38. "Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)



  39. "Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)



  40. "Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari kesombongan. (HR. Al-Baihaqi).



  41. "Orang yang mengharamkan kelemah lembutan, maka akan diharamkan baginya segala kebaikan." [HR. Muslim]



  42. اللهم من ولي من أمر أمتي شيئا فشق عليهم فاشقق عليه، ومن ولي من أمر أمتي شيئا فرفق بهم فارفق به
      Artinya: "Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia memberatkan mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia bersikap lemah lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah Engkau kepadanya." [HR. Muslim]



  43. "Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. "(HR. Al Hakim)



  44. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu, lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala- pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang- orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)



  45. "Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)



  46. "Janganlah engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun meski sekadar menuangkan air dari ember timbamu ke bejana orang yang meminta air, dan meski sekadar berbicara dengan saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." [HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i]



  47. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." [Hadits riwayat Mutafaq 'alaih]



  48. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)



  49. Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)



  50. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)



  51. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)



  52. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)



  53. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)



  54. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)



  55. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati (menghibur hati) seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani)



  56. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya. (HR. Bukhari)



  57. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)





  58. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii')



  59. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim)



  60. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)



  61. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, kami memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang." Rasulullah kemudian berkata, "Kalau memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya." Mereka bertanya, "Apa haknya jalanan itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memalingkan pandangan (bila wanita lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma'ruf nahi mungkar." (Mutafaq'alaih)



  62.  Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)



  63. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah tersebut. (HR. Bukhari)



  64. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)



  65. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)



  66.  Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi)



  67. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)



  68.  Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim)



  69. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi



  70. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)



  71.  Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)



  72. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)



  73. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)



  74. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)



  75.  Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)



  76.  Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)



  77. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)



  78. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)



  79. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada paksaan. (HR. Malik)



  80. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)



  81.  Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)



  82.  Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)



  83.  Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain). (HR. Bukhari)
  84.  Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)



  85.  Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari)



  86. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami)



  87. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)



  88. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)



  89. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim) yang dimaksud hadits ini adalah fakir miskin yang sabar dan bersyukur dan kebanyakan wanita masuk neraka adalah karena banyak mengeluh kepada suami dan tak mau bersyukur.



  90. Sesungguhnya agama ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama, kecuali pasti dikalahkannya (menemui kesulitan). Bertindaklah tepat, lakukan pendekatan, sebarkan berita gembira, permudahlah dan gunakan siang dan malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai penolongmu. (HR. Bukhari)



  91. Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. (HR. Ahmad)



  92. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani)



  93. Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; (2) mencintainya di dalam hatinya; (3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila sakit; (6) melayat jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)



  94. Sebaik-baik kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan Abu Ya'la)



  95. Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)



  96. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan ..(HR. Muslim)



  97. Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor. (HR. Bukhari)



  98. Penghuni neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan orang yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain, menumpuk harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga ialah rakyat yang lemah, yang selalu dikalahkan. (HR. Al Hakim dan Ahmad)



  99. Rasulullah Saw melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR. Muslim)



 100. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)



 101. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)


wallahu'alam


dari berbagai sumber dan kitab

wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...